Jumat, 10 Januari 2014

Definisi Empowerment, Kunci efektif Empowerment dan Definisi Stres, Sumber Stress, Pendekatan Stress



Tulisan ke 11 - Softskill
Psikologi Manajemen
 

Definisi Empowerment dan Kunci efektif Empowerment
Pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu kelompok atau kapasitas individu untuk membuat pilihan yang efektif, yaitu, untuk membuat pilihan dan kemudian mengubah pilihan-pilihan dalam tindakan yang diinginkan dan hasil (Alsop et al, 2006:10). (Pemberdayaan didefinisikan sebagai nama kelompok atau individu kapasistas untuk membuat pilihan yang efektif, yaitu untuk membuat pilihan dan kemudian mentrnsformasikan pilihan nihil ke dalam, tindakan dan REVENUES yang diharapkan).
Pemberdayaan melibatkan perubahan kualitatif . Pengukuran numerik yang tepat dari jenis yang digunakan untuk menangkap perubahan dalam produksi, konsumsi dan pendapatan, tidak dapat diterapkan pada perubahan yang terjadi sebagai hasil dari pemberdayaan. Pemberdayaan melibatkan proses yang di dilakukan oleh individu atau kelompok, yang mengarah ke perubahan dalam tingkat kontrol yang mereka miliki atas aset tertentu , ditambah perubahan dalam hubungan mereka dengan orang lain (Bartlett, 2004:12). Pemberdayaan melibatkan proses. Beberapa transformasi dapat terjadi dalam waktu beberapa jam , tapi lain waktu bertahun-tahun ( Bartlett , 2004:12 ) .
Proses pemberdayaan berarti transisi dari keadaan ketidakberdayaan ke keadaan kontrol lebih besar atas kehidupan , nasib , dan lingkungan seseorang. Proses ini bertujuan untuk mengubah tiga dimensi dari kondisi sosial , yaitu , untuk membawa perubahan dalam : perasaan dan kapasitas masyarakat , kehidupan kolektif yang mereka milik , dan praktek profesional yang terlibat dalam situasi tersebut ( Sadan , 2004:13 ).
Empowerment memerlukan individu bertanggungjawab dalam menyiapkan keseluruhan tugas. Pekerja bertanggungjawab sepenuhnya dan accountable kepada tugasan atau kuasa yang telah diserahkan kepadanya. Dalam perkataan lain, empowerment menjurus kepada perluasan bidang kerja terutama dari sudut interaksi dan kebergantungan dengan pihak lain dalam organisasi (Besterfield, D.H et al. 2003:96).


Definisi Stres, Sumber Stress, Pendekatan Stress
Levi (1991) mendefinisikan stress sebagai kekuatan dari bagian-bagian tubuh. Dalam bahasa biologi dan kedokteran. Stress dapat diartikan proses tubuh untuk beradaptasi terhadap pengaruh luar dan perubahan lingkungan terhadap tubuh. Secara umum. Stress dapat diartikan sebagai tekanan psikologis yang dapat menimbulkan penyakit baik fisik maupun penyakit jiwa.
Manuaba (1998) memberikan definisi stress adalah segala rangsangan atau aksi dari tubuh manusia baik yang berasal daru luar maupun dari dalam tubuh itu sendiri yang dapat menimbulkan bermacam-macam dampak yang merugikan mulai dari menurunnya kesehatan sampai kepada dideritanya suatu penyakit. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, semua dampak dari stress tersebut akan menjurus kepada menurunnya performansi, efisiensi dan produktifitas kerja yang bersangkutan.
Mendelson (1990) mendefinisikan stress akibat kerja secara lebih sederhana, dimana stress merupakan suatu ketidak nyamanan dalam kerja. Sedangkan respon stress merupakan suatu total emosional individu dan atau merupakan respon fisiologis terhadap kejadian yang diterimanya. Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat digaris bawahi bahwa stress muncul akibat adanya berbagai stressor yang diterima oleh tubuh, yang selanjutnya tubuh memberikan reaksi (strain) dalam beranekaragam tampilan.

Sumber Stres
1.      Faktor lingkungan

Selain memengaruhi desain struktur sebuah organisasi ketidakpastian lingkungan juga memengaruhi tingkat stress para karyawan dan organisasi. Perubahan dalam siklus bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika kelangsungan pekerjaan terancam maka seseorang mulai khawatir ekonomi akan memburuk.
2.      Faktor organisasi

Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres. Tekanan untuk menghindari kesalahaan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban kerja yang berlebihan, atasan yang selalu menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak menyenangkan adalah beberapa di antaranya. Hal ini dapat mengelompokkan faktor-faktor ini menjadi tuntutan tugas, peran, dan antarpribadi.

Pendekatan Stres
Stres dapat diatasi atau diringankan dampaknya dengan cara:
  • mengkonsultasikan masalah yang sedang dihadapi kepada psikiater atau rekan kerja atau teman dekat
  • melakukan olahraga ringan
  • mengkonsumsi bahan makanan kaya gizi
  • menonton acara komedian atau lawak


Daftar Pustaka:
Ivancevich, John M., Robert Konopaske, Michael T. Matteson. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi Edisi 7 (2). Jakarta: Erlangga
Kreitner, Robert, Angelo kinicki. Perilaku Organisasi . Terjemahan Erly Suandy. 2005. Jakarta: Salemba Empat
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi. Terjemahan Hadyana Pujaatmaka. 2002. Jakarta: PT Prenhallindo
Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi Teori dan Praktik di Bidang Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi Offset Suprihanto, John, TH. Agung M. Harsiwi, Prakoso Hadi. 2003. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: STIE YKPN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar