Jumat, 14 Juni 2013

Tugas Akhir Softskill - Kesehatan Mental

Rangkuman Tulisan 1 - 7

1.KESEHATAN MENTAL
1.1. Konsep Sehat
Menurut WHO, sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Kita mengetahui bahwa banyak sekali faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia , bahkan ada sebuah statistik dari WHO yang menggambarkan bahwa di dunia hanya 15% orang yang benar-benar sakit dan harus dirawat di rumah sakit, 15% lagi adalah orang yang benar-benar sehat, dan 60% selebihnya adalah orang yang sehat tetapi gampang terserang penyakit, yaitu contohnya seperti saya dan anda yang mudah terkena flu, masuk angin, pusing dan lain sebagainya.
Kesehatan manusia dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu: udara, air, makanan & minuman, keseimbangan emosi, olahraga teratur, dan istirahat cukup.

1.2. Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Seperti juga psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana. Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat.
Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam  menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.
Masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa. Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers menyusun satu program nasional, yang berisikan:
  1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental. 
  2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental. 
  3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya. 
  4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental Hygiene” dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya. Belum lama setelah buku itu diterbitkan, yaitu pada tahun 1908, sebuah organisasi pertama, didirikan, dengan nama ”Connectievt Society For Mental Hygiene”. Satu tahu kemudian, tepatnya pada tanggal 19 Februari 1909 didirikan ”National Commitye Siciety For Mental Hygiene”, disini Beers diangkat menjadi sekretarisnya.

1.3. Pendekatan Kesehatan Mental 
1.3.1. Orientasi Klasik
Orientasi klasik yang umumnya digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi tanpa keluhan, baik fisik maupun mental. Orang yang sehat adalah orang yang tidak mempunyai keluhan tentang keadaan fisik dan mentalnya. Sehat fisik artinya tidak ada keluhan fisik. Sedang sehat mental artinya tidak ada keluhan mental.
1.3.2. Orientasi Penyesuaian Diri
Dengan menggunakan orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya dengan standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak dapat menentukan sehat atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya semata. Ukuran sehat mental didasarkan juga pada hubungan antara individu dengan lingkungannya.
1.3.3. Orientasi Pengembangan Potensi
Seseorang dikatakan mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapat  kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri. Dalam psiko-terapi (Perawatan Jiwa) ternyata yang menjadi pengendali utama dalam setiap tindakan dan perbuatan seseorang bukanlah akal pikiran semata-mata, akan tetapi yang lebih penting dan kadang-kadang sangat menentukan adalah perasaan. Telah terbukti bahwa tidak selamanya perasaan tunduk kepada pikiran, bahkan sering terjadi sebaliknya, pikiran tunduk kepada perasaan. Dapat dikatakan bahwa keharmonisan antara pikiran dan perasaanlah yang membuat tindakan seseorang tampak matang dan wajar.


2.TEORI KEPRIBADIAN SEHAT

2.1. Aliran Psikoanalisa
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk kepribadian. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun Freud (1856-1938). Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan Super Ego.
·     Id merupakan bagian palung primitif dalam kepribadian, dan dari sinilah nanti ego dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan menghindari yang tidak menyenangkan.
·      Ego merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia berfungsi secara rasional berdasakan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara realistis,yaitu dimana Ego berfungsi untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
·     Super Ego merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat yang diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego merupakan hati nurani seseorang dimana berfungsi sebagai penilai apakah sesuatu itu benar atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi pada kesempurnaan.

2.2. Aliran Behavioristik
Teori Behaviorisme pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958). Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi berupa respons terhadap rangsangan itu. Salah satu penganut Watson adalah B.F. Skinner. Aliran ini memandang manusia seperti mesin yang dapat dikendalikan perilakunya lewat suatu pengkondisian. Ini menganggap manusia yang meberikan respon positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia di anggap tidak memiliki sikap diri sendiri.
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting:
1.      Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku 
  1. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan. 
  2. Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
2.3. Aliran Humanistik
Kepribadian yang sehat menurut Behavioristik:
1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif

3.PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN PERSONAL
3.1. Penyesuaian Diri 
Penyesuaian diri dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).

3.2. Pertumbuhan Personal
Manusia  merupakan makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain.
Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih sering bersama dengan keluarga. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu adalah faktor genetik dan faktor eksternal / lingkungan.

4.STRES
4.1. Arti Penting Stres
4.1.1. Pengertian Stres
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. 

4.1.2. Efek-efek Stres
Akibat yang ditimbulkan oleh stres:
* Sakit kepala                                                                          * Obesitas
* Kerusakan gigi dan ketegangan di rahang                           * Berkurangnya gairah seksual
* Stroke, hipertensi, diabetes.                                                 * Ketegangan otot
* Sakit saluran pencernaan, sakit perut, diare.

4.1.3. General Adaptation Syndrom
Menurut Hans Selye membagi stress membagi stress dalam 3 tingkatan:
1.      Eustress
2.      Disstres
3.      Optimal Stress atau Neustress

4.1.4. Penyebab Stres (Faktor Individual & Sosial) 
Group stressors, kurangnya dukungan sosial, serta adanya konflik intraindividu, interpersonal, dan intergrup.
Individual stressors, terdiri dari konflik dan ketidakjelasan peran, serta daya tahan psikologis.
4.2. Tipe Stres Psikologis
a. Tekanan: Tekanan bisa timbul dari dalam dan luar diri kita, terkadang tekanan lebih sering timbul dari luar diri yaitu lingkungan.
b. Frustasi: Fustasi timbul karena merasa gagal dan tidak dapat mencapai suatu yang diinginkan.
c. Konflik: Konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
d. Kecemasan: Ditandai dengan kekhawatiran, kurang percaya diri, kegelisahan yang dapat mengganggu kinerja fisiologis tubuh. 

4.3. Symptom – Reducing Respon Terhadap Stres
4.3.1. Mekanisme Pertahanan Diri
1.         Represi                                    5. Regresi
2.         Proyeksi                                  6. Sublimasi
3.         Pembentukan reaksi                7. Displacement
4.         Fiksasi                                     8. Rasionalisasi

4.3.2. Strategi Coping untuk Stres
Strategi coping dapat diartikan sebuah cara atau perilaku individu untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Macam coping menurut Santrock (1996):
  • strategi pendekatan (approach strategy)
  • strategi menghindar (avoidance strategy)
Bentuk-bentuk strategi coping yaitu :
  • Problem focused coping-PFC yaitu strategi kognitif yang digunakan individu dalam rangka menangani masalahnya.
  • Emotion focused coping-EFC yaitu strategi penanganan stress dimana individu  memberikan respon terhadap situasi stress dengan cara emosional.

4.4. Pendekatan Problem Solving Terhadap Stres
Cara untuk mengatasi stres, diantaranya adalah:
·         Belajar mengatakan “tidak”.
·         Hindari orang-orang yang membuat anda stres.
·         Kendalikan lingkungan.
·         Menganalisis jadwal.
·         Ekspresikan perasaan anda.
·         Dukungan dari orang terdekat.

5.HUBUNGAN INTERPERSONAL
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.

5.1. Model dan Hubungan Interpersonal
5.1.1. Model Pertukaran Sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.
5.1.2. Analisis Transaksional
Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional. AT dapat dipergunakan untuk terapi individual, tetapi terutama untuk pendekatan kelompok. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan.

5.2. Memulai Hubungan
Proses pembentukan kesan :
5.2.1. Stereotyping
Seorang guru ketika menghadapi murid-muridnya yang bermacam-macam, ia akan mengelompokkan mereka pada konsep-konsep tertentu; cerdas, bodoh, cantik, jelek, rajin, atau malas. Penggunaan konsep ini menyederhanakan bergitu banyak stimuli yang diterimanya. Tetapi, begitu anak-anak ini diberi kategori cerdas, persepsi guru terhadapnya akan konsisten. Semua sifat anak cerdas akan dikenakan kepada mereka. Inilah yang disebut stereotyping.
5.2.2. Implicit Personality Theory
Memberikan kategori berarti membuat konsep. Konsep “makanan” mengelompokkan donat, pisang, nasi, dan biscuit dalam kategori yang sama. Konsep “bersahabat” meliputi konsep-konsep raman, suka menolong, toleran, tidak mencemooh dan sebagainya. Disini kita mempunya asumsi bahwa orang ramah pasti suka menolong, toleran, dan tidak akan mencemooh kita. Setiap orang mempunyai konsepsi tersendiri tentang sifat-sifat apa yang berkaitan dengan sifat-sifat apa. Konsepsi ini merupakan teori yang dipergunakan orang ketika membuat kesan tentang orang lain. Teori ini tidak pernah dinyatakan, kerena itu disebut implicit personality theory.
5.2.3. Atribusi
Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak (Baron dan Byrne, 1979:56). Atribusi boleh juga ditujukan pada diri sendiri (self attribution), tetapi di sini kita hanya membicarakan atribusi pada orang lain. Atribusi merupakan masalah yang cukup poupuler pada dasawarsa terakhir di kalangan psikologi sosial, dan agak menggeser fokus pembentukan dan perubahan sikap. Secar garis besar ada dua macam atribusi: atribusi kausalitas dan atribusi kejujuran.

5.3. Hubungan Peran
5.3.1. Model Peran: disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya.
5.3.2. Konflik: adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara duaorang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi.
5.3.3. Adequancy Peran dan Autentisitas dalam Hubungan Peran: kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.

5.4. Intimasi dan Hubungan Pribadi
Sebagai konsekuensi adanya daya tarik menyebabkan interaksi sosial antar individu menjadi spesifik atau terjalin hubungan intim. Orang-orang tertentu menjadi sangat dekat dengan kita, dibandingkan orang lain. Bentuk-bentuk hubungan intim:
  • Persaudaraan: Hubungan intim ini didasarkan pada hubungan darah.
  • Persahabatan: Persahabatan biasanya terjadi pada dua individu yang didasarkan pada banyak persamaan. Hubungan dalam persahabatan tidak hanya sekedar teman, lebih dari itu diantara mereka terjalin interaksi yang sangat tinggi sehingga mempunyai kedekatan psikologis.
  • Percintaan: Persahabatan antar pria dan wanita bisa berubah mejadi cinta, jika dua individu itu merasa sebagai pasangan yang potensial seksual. Dalam suatu persahabatan, dapat melahirkan satu proses yang namanya jatuh cinta. Hal ini terjadi karena ada dua perbedaan mendasar antara persahabatan dan cinta.

5.5. Intimasi dan Pertumbuhan
Untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada di dalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita.

6.CINTA DAN PERKAWINAN

6.1. Memilih Pasangan
 Memiliki kriteria pasangan itu penting. Tapi jangan sampai Anda menjadi pemilih. Pasalnya, hal itu hanya akan menyusahkan Anda mendapatkan jodoh. Memilih pasangan memang diharuskan. Namun saat Anda menjadi pemilih, justru akan menjadi bomerang tersendiri.

6.2. Hubungan dalam Pernikahan
Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan.
Tahap pertama: Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan.
Tahap kedua: Dissapointment or Distress. Di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya..
Tahap ketiga: Knowledge and Awareness. Tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk  menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi.
Tahap keempat: Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku  yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda.
Tahap kelimaReal Love. Pasangan pada tahap ini akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan. Waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. 

6.3. Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antar keluarga kedua belah pihak.
Relasi yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik.
Pada dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.

6.4. Perceraian dan Pernikahan Kembali
Psikolog Azin Nasseri mengatakan, "Tingginya angka perceraian lebih banyak berkaitan dengan cara pasangan menghadapi konflik. Kurangnya kemampuan dan pengetahuan mengenai cara membangun hubungan yang sehat, termasuk cara memahami dinamika cinta yang alami terjadi."
Disebutkan pula dalam Alkitab pada Markus 10:11-12. 10:11 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. 10:12 Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."

6.5 Alternatif Selain Pernikahan
Segi Positif: Lebih mendekatkan diri dengan Tuhan. Contohnya pada umat Nasrani, menjadi Pastor atau Suster, dalam agama Budha menjadi seorang Biksu.
Segi Negatif: Kumpul Kebo (Tinggal dalam satu rumah tanpa ikatan pernikahan dan melakukan hubungan layaknya suami istri).

7.PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG

7.1. Mengubah Sikap terhadap Pekerjaan
7.1.1.Definisi Nilai Pekerjaan
Nilai pekerjaan adalah nilai dari apa yang kita kerjakan, sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu.
7.1.2.Apa yang di cari dalam Pekerjaan?
Adalah untuk mencari uang, mencari pengembangan diri, mencari teman/sarana bersosialisasi, mencari kebanggaan/kehormatan diri.
7.1.3.Fungsi Psikologis dari Pekerjaan
Fungsi psikologinya yaitu : Meskipun apa kata orang tentang memiliki pekerjaan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri. Kenyataanya adalah bekerja itu memenuhi kebutuhan psikologis dan social yang penting. Rasa pemenuhan pribadi, orang membutuhkan perasaan kalau mereka tumbuh, mempelajarai keahlian baru, dan mencapai sesuatu yang berharga ketika perasaan ini kurang, mereka mungkin pindah ke pekerjaan yang menjanjikan pencapaian yang lebih atau hasil yang jelas. 

7.2.Proses dalam Memilih Pekerjaan
Tahap pertama adalah pada umur 15 - 22 tahun: Pada tahap ini, seseorang umumnya memilih jurusan, yang menurutnya baik dan ia suka.
Tahap kedua adalah pada umur 22 - 30 tahun: Pada fase ini, orang memilih karir sesuai dengan jurusan yang ia pelajari di kampus.
Tahap ketiga adalah pada umur 30 - 38 tahun: Bila seseorang menekuni pekerjaannya pada fase kedua, kinerjanya akan semakin baik pada fase ini.
Tahap keempat adalah pada umur 38 - 45 tahun: Inilah tahapan atau fase yang tepat untuk memikirkan ulang pekerjaan yang seharusnya ditekuni. Pada fase ini biasanya orang mulai makin sadar akan pekerjaan yang seharusnya ia tekuni. Ini adalah fase yang kritis karena pada fase ini akan muncul pertanyaan, "Mau ke mana arah atau jalur karir yang akan ditempuh?"
Tahap kelima adalah pada umur 45 - 55 tahun: Bila seseorang lolos pada fase ke empat, biasanya ia akan semakin mantap pada fase ini, khususnya mereka yang memilih karir atau menemukan pekerjaan yang cocok dengan bakat dan talenta pribadinya.
Tahap keenam adalah umur 55 - 62 tahun: Orang-orang yang sukses melewati tahap ke empat dan kelima akan mengalami gairah kerja yang semakin bertambah pada fase ini. Kreatifitas muncul; ide-ide baru utuk memperbaiki organisasi melintas dalam pikiran.
Tahap ketujuh adalah 62 - 70 tahun: Pada fase ini orang mulai memikirkan bagaimana meneruskan karir yang sudah dibangun atau perusahaan yang sudah dirintis dan berjalan. Ia mulai memikirkan siapa yang akan menggantikannya di kemudian hari.

7.3.Memilih Pekerjaan yang Cocok
Hubungan antara Karakteristik Pribadi dan Pekerjaan dalam Memilih Pekerjaan yang Cocok
·         Kepribadian Artistik
Karakter: kreatif, imajinasi yang tak pernah berhenti, suka mengekspresikan diri, suka bekerja tanpa aturan, menikmati pekerjaan yang berkaitan dengan design/warna/kata-kata. Orang artistik merupakan pemecah masalah yang sangat hebat karena mereka menggabungkan pola pikir intuisi dan pendekatan rasional. Pekerjaan yang cocok: editor, grafik desainer, guru drama, arsitek, produser, ahli kecantikan, model, pemain film, sutradara, interior desain.
·         Kepribadian Konvensional
Karakter: menyukai aturan, prosedur yang rapi, teliti, tepat waktu, suka bekerja dengan rincian data, tertib, cenderung pendiam dan lebih hati-hati. Pekerjaan yang cocok: akuntan, petugas asuransi, penegak hukum, pengacara, penulis, penerjemah.
·         Kepribadian Aktif
Karakter: gigih, berani, suka berkompetisi, penuh semangat, pekerja keras, ekstrovet, enerjik, dan progresif. Pekerjaan yang cocok: wiraswasta, direktur program, manajer.
·         Kepribadian Investigasi
Karakter: analitis, intelektual, ilmiah, menyukai misteri, sangat memperhatikan detail, lebih suka bekerja secara individu, menggunakan logika. Pekerjaan yang cocok: analisis sistem komputer, programmer, dosen, profesor, statistik, dokter.
·         Kepribadian Realistis
Karakter: realistis, praktis, simpel, bekerja di luar ruangan, berorientasi pada masalah dan solusinya, suka bekerja dengan objek yang kongkrit, pekerjaan yang menggunakan alat bantu atau mesin. Pekerjaan yang cocok: tukang listrik, dokter gigi, insinyur.
·         Kepribadian Sosial
Karakter: suka membantu orang lain, dapat berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim, sabar, murah hati, memiliki empati, memusatkan diri dengan interaksi manusia, suka berbicara. Pekerjaan yang cocok: psikolog, guru, mediator, perawat, entertainer, selebriti.

7.4.Waktu Luang
Waktu adalah satu-satunya modal yang dimiliki oleh manusia, dan ia tidak boleh sampai kehilangan waktu. – Thomas A. Edison
Meluangkan waktu itu ternyata penting dan banyak cara/kegiatan positif yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang. Misalnya olahraga, jalan-jalan, melakukan hobby, atau ngeblog. Selain itu, mengisi waktu luang setelah kesibukan yang mendera ibarat bayaran dari pekerjaan itu sendiri. Kita tidak pernah menduga kalau kegiatan yang dilakukan di saat waktu luang bisa juga menghasilkan atau mendapat penghargaan. Siapa yang tahu kalau suatu saat nanti, kegiatan yang dilakukan di waktu luang, bisa menjadi penghasilan terbesar.
Menggunakan waktu dengan bijak, maka tidak ada istilah tidak punya waktu luang! Tidak ada waktu yang terbuang percuma.
Kuncinya terletak bukan pada bagaimana Anda menghabiskan waktu, namun dalam menginvestasikan waktu Anda. Melakukan dua hal bersamaan sama artinya dengan tidak melakukan sesuatu. - Stephen R. Covey