A. Komunitas
Online
Komunitas online adalah sebuah komunitas yang terbentu secara virtual
diberbagai layanan internet, misalnya forum online, mailing list atau grup
tertentu. Komunitas yang dimaksud merujuk pada sekumpulan anggota yang
mempunyai hobi atau ketertarikan yang sama terhadap suatu hal. Tujuannya untuk
saling berbagi cerita, informasi atau pengalaman lain antar anggotanya tanpa
terikat oleh waktu dan tempat.
Di era internet siapapun bisa membuat dan menyebarkan informasi. Namun
sepenting apapun informasi itu, bila hanya disuarakan satu onliner tentu saja
gaungnya tidak akan terdengar. Disinilah peran sebuah komunitas online
diperlukan. Sebuah informasi bila disuarakan secara bersama-sama oleh komunitas
online tentu gaunya akan besar terdengar.
Sosial media yang digunakan oleh komunitas online dapat menjadi kekuatan yang
dahsyat melawan ketidakadilan,penyimpangan,dan kesewenang-wenangan hukum dan
juga pemerintah yang berkuasa. Baru-baru ini kita melihat betapa dahsyatnya sosial
media membentuk kekuatan massa, yang bisa menjatuhkan pemerintah yang
berkuasa,seperti yang terjadi di Tunisia dan Mesir. Di Indonesia sendiri
kekuatan aksi komunitas online sudah terbukti bisa melawan ketidakadilan dalam
hukum,seperti yang terjadi pada Gerakan Koin Prita dan Gerakan dukung
Bibit-Chandra.
Komunitas online merupakan sebuah bentuk peradaban baru di
kehidupan manusia. Komunitas online yang menggunakan sosial media sebagai
alatnya, secara perlahan membuat revolusi didalam kehidupan masyarakat,menjadi
penggerak sebuah perubahan dalam berbagai bidang,baik dibidang
sosial,politik,ataupun ekonomi.
Sumber:
http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/2011/03/04/komunitas-online-peranannya-dalam-masyarakat/
http://www.adityarizki.net/2011/01/peran-komunitas-online-dalam-sebuah-komunitas-nyata/
B. Polarisasi
Kelompok
Polarisasi kelompok adalah intentifikasi dari suatu pre existing awal kelompok
pilihan (Baron, 1992). Efek polarisasi menyinggung pada rata-rata score
individu sebelum dan setelah diskusi kelompok.
Polarisasi kelompok juga dapat terjadi karena perbandingan
sosial (social comparison), yaitu menilai pendapat dan kemampuan seseorang
dengan cara membandingkannya dengan pendapat dan kemampuan orang lain.
Perbandingan-perbandingan ini dapat menimbulkan kesan yang salah tentang apa
yang sedang dipikirkan atau dirasakan orang lain (pluralistic ignorance)
sehingga menimbulkan reaksi yang salah pula.
Polarisasi kelompok terjadi karena di dalam diskusi itu
terjadi saling memberikan informasi yang mendukung pandangan yang dominan sehingga
menimbulkan polarisasi.
Pengaruh Orang Lain pada Performance (Perilaku
Individu).
1. Kehadiran
orang lain bisa mempengaruhi usaha (effort) seseorang. Bentuk dari efek ini
antara lain: persaingan (rivalry), fasilitasi sosial, dan social loafing.
Rivalry merupakan peningkatan motivasi dan usaha seseorang pada suatu
kompetisi. Fasilitasi sosial merupakan peningkatan usaha seseorang karena
mengetahui orang lain yang juga melakukan hal yang sama. Sedangkan social
loafing merupakan menurunnya kinerja seseorang dalam kelompok bila dibandingkan
dengan kerja individual.
2. Kehadiran
orang lain menyebabkan meningkatnya Arousal.Robert Zajonc menyatakan bahwa
kehadiran orang lain dapat meningkatkan drive atau tingkat arousal. Performance
akan meningkat bila bentuk perilakunya itu sederhana, dikuasai, dan responya
sesuai dengan situasi yang berlangsung. Sebaliknya, performance akan menurun,
bila responnya kompleks, dan tidak dikuasai.
3. Kehadiran
orang lain dapat menyebabkan distraksi (konflik performance) dan
evaluasi.Bila seseorang itu sadar bahwa ia memiliki audiens, ia mungkin
cenderung mengalami dua konflik yaitu: memperhatikan pada tugas (pool position)
atau memperhatikan audiensnya. Konflik ini menyebabkan meningkatnya arousal dan
pada akhirnya dapat meningkatkan kecenderungan untuk memberikan
respon secara dominan. Bila audiens dirasakan mengevaluasi performance
seseorang maka performance seseorang akan terpengaruh kadang meningkat
dan kadang menurun.
Sumber:
http://fennyfebriati.blogspot.com/
http://dedeh89-psikologi.blogspot.com/
C. Kelompok
Kerja Virtual
Kemampuan bersosialisasi dan bekerjasama yang tinggi dari
para professional membuat mereka mampu membentuk kelompok kerja virtual.
Berkumpul dan membentuk team saat ada pekerjaan yang harus ditangani dan
membubarkan diri ketika pekerjaan tersebut telah selesai. Team kerja virtual
seperti itu hanya bisa dibentuk oleh para professional yang sudah bisa
bertindak sebagai agen indenpenden bagi dirinya sendiri. Mereka hanya jadi
terikat ketika sedang menangani suatu proyek yang dikerjakan oleh team virtual.
Para professional yang sudah menjelma menjadi agen-agen bebas
itu telah melahirkan dunia kerja baru yang kurang lebih berfungsi seperti
sistem kekebalan. Ketika sel-sel bebas tersebut berkeliaran sebagai individu
untuk mendeteksi suatu kebutuhan yang mendesak, secara spontan mereka akan
berkumpul dan membentuk sebuah organisasi virtual dengan kerjasama yang sangat
kuat untuk menangani pemenuhan kebutuhan tersebut. Setelah pekerjaan tersebut
selesai ditangani, agen-agen bebas tersebut kembali berkeliaran masing-masing
untuk mendeteksi kebutuhan mendesgitulah seterusnya.
Kemudahan dan keakraban dalam menggunakan perangkat
telekomunikasi menjadi sarana jitu untuk saling menghubungkan agen-agen
tersebut jika suatu saat dibutuhkan. Dalam konteks organisasi, kelompok kerja
virtual ini, yang masing-masing merupakan perpaduan sejumlah bakan dan keahlian
khusus, bisa muncul dan melintasi batas-batas organisasi konvensional seperti
yang terdapat pada perusahaan umumnya.
Modus kerja seperti itu sudah umum dan sejak lama terjadi
pada industri hiburan, dengan dibentuknya sebuah organisasi semu selama
penanganan suatu proyek, yang kemudian bubar setelah proyek tersebut selesai
dikerjakan. Menurut para pengamat dunia kerja, ini akan menjadi standard dunia
kerja masa depan.
Team kerja virtual bisa sangat luwes dan terampil karena
memang dipimpin oleh siapa saja yang memiliki keahlian dan keterampilan yang
paling diperlukan dalam penanganan suatu proyek. Bukan oleh seseorang yang
kebetulan menduduki jabatan manager dalam perusahaan. Kelompok kerja khusus
sekarang makin disukai oleh banyak perusahaan. Ini dikarenakan kemampuan mereka
dalam menggali kemampuan-kemampuan yang sebelumnya tersembunyi dan menjadi
muncul ke permukaan melalui acara-acara bebas untuk berbincang dan bertukar
informasi atau gagasan.
http://prokimal-online.blogspot.com/2011/12/team-kerja-virtual-dan-dunia-kerja-masa.html