Tulisan ke-7
Pekerjaan dan Waktu Luang
- Definisi Nilai Pekerjaan
Nilai pekerjaan adalah nilai
dari apa yang kita kerjakan, sangat bergantung kepada cara berpikir kita
terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita
memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau
bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka
tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan
itu.
- Apa yang di cari dalam Pekerjaan?
Mencari pengembangan diri: Adalah tabiat manusia untuk ingin berkembang menjadi lebih baik. Orang bekerja karena mereka ingin mencari pengembangan (potensi) diri mereka. Mereka akan mencari pekerjaan dimana mereka dapat mengembangkan diri mereka disana.
Mencari teman/sarana bersosialisasi: Manusia adalah makhluk sosial yang perlu untuk bersosialisasi. Maka manusia perlu bekerja untuk menambah teman dan relasi mereka. Sebagai media dan tempat mereka untuk bersosialisasi.
Mencari kebanggaan/kehormatan diri: Hal lain yang dicari oleh orang dengan bekerja adalah kebanggaan dan kehormatan diri. Orang yang mencukupi kebutuhan dirinya dengan bekerja lebih terhormat dibandingkan orang yang tergantung pada orang lain.
- Fungsi Psikologis dari Pekerjaan
Fungsi psikologinya yaitu : Meskipun apa
kata orang tentang memiliki pekeraan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang
bahwa setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri. Survei membuktikan
kebanyakan orang akan melanjutkan pekerjaanya bahkan jika mereka memiliki cukup
uang untuk hidup nyaman seumur hidupnya (Renwick&Lawler,1978). Kenyataanya
adalah bekerja itu meenuhi kebutuhan psikologis dan social yang penting. Rasa
pemenuhan pribadi, orang membutuhkan perasaan kalau mereka tumbuh, mempelajarai
keahlian baru, dan mencapai sesuatu yang berharga ketika perasaan ini kurang,
mereka mungkin pindah ke pekerjaan yang menjanjikan pencapaian yang lebih atau
hasil yang jelas. Contohnya, seorang individu yang pekerjaanya terarah mungkin
meninggalkan meja untuk bekerja menjual barang atau konstruksi. Bahkan orang
yang sudah mendapatkan banyak uang tidak akan mau mengurangi waktu dan energy
yang di habiskan oleh pekerjaan mereka.kemampuan karena kebutuhan akan
penghargaan dan penguasaan (Morgan,1972)
2. PROSES DALAM MEMILIH PEKERJAAN
- Tahap pertama adalah pada umur 15 - 22 tahun: Pada tahap ini, seseorang umumnya memilih jurusan, yang menurutnya baik dan ia suka. Apakah seseorang memilih jurusan tertentu oleh karena masalah imej jurusan tersebut- ini adalah salah satu faktor. Bisa juga ia memilih jurusan tertentu karena rekomendasi orang tua dan sisi ekonomi atau peluang kerja. Beragam alasan orang memilih jurusan tertentu di sekolah atau kampus.
- Tahap kedua adalah pada umur 22 - 30 tahun: Pada fase ini, orang memilih karir sesuai dengan jurusan yang ia pelajari di kampus. Ia tertarik dengan pekerjaan barunya dan mulai menekuni apa yang ia pilih. Ini biasanya bisa terjadi sampai umur 30 tahun. Ada gairah terhadap pekerjaan apalagi kalau di perusahaan tempat ia bekerja ada suasana kondusif ditambah dengan jenjang karier yang jelas.
- Tahap ketiga adalah pada umur 30 - 38 tahun: Bila seseorang menekuni pekerjaannya pada fase kedua, kinerjanya akan semakin baik pada phase ini. Kinerjanya umumnya di atas rata-rata. Gairah kerja semakin bertambah. Ia mungkin mencapai posisi manager dalam sebuah perusahaan pada phase ini. Karir semakin mantap dan bisa sampai menduduki posisi Vice President. Ini tergantung berapa bagus kinerjanya dan berapa baik budaya korporasi di perusahaan.
- Tahap keempat adalah pada umur 38 - 45 tahun: Inilah tahapan atau fase yang tepat untuk memikirkan ulang pekerjaan yang seharusnya ditekuni. Pada phase ini biasanya orang mulai makin sadar akan pekerjaan yang seharusnya ia tekuni. Ini adalah fase yang kritis karena pada phase ini akan muncul pertanyaan, "Mau ke mana arah atau jalur karir yang akan ditempuh?" Pada fase ini persaingan ke posisi yang lebih tinggi semakin ketat. Peluang untuk naik ke posisi yang banyak membuat kebijakan strategis semakin kecil karena persaingan atau ada orang yang lebih hebat atau lebih cerdas dari Anda untuk menduduki posisi tersebut. Pada saat yang sama, Anda juga ingin merasakan keleluasaan untuk memberikan keputusan. Ada keinginan untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih besar bagi perusahaan atau organisasi yang akan menambah kepuasan diri juga; ada self-actualisation- meminjam istilah dari Abraham Maslow.
- Tahap kelima adalah pada umur 45 - 55 tahun: Bila seseorang lolos pada fase ke empat, biasanya ia akan semakin mantap pada phase ini, khususnya mereka yang memilih karir atau menemukan pekerjaan yang cocok dengan bakat dan talenta pribadinya. Karirnya akan semakin bersinar. Ada kematangan baik dalam jiwa dan dalam pekerjaan. Ia semakin mengerti tujuan perusahaan. Ia makin mengerti relasi dari organisasi dengan masyarakat luas. Namun, pada fase ini juga orang akan mulai mengalami kebosanan di pekerjaan kalau salah mengambil keputusan pada tahap kelima. Jangankan di phase ini, pada phase keempat pun orang sudah mulai merasakan kebosanan dalam pekerjaan. Gairah kerja hilang karena tidak ada keputusan berarti yang bisa dilakukan bagi perusahaan.
- Tahap keenam adalah umur 55 - 62 tahun: Orang-orang yang sukses melewati tahap ke empat dan kelima akan mengalami gairah kerja yang semakin bertambah pada fase ini. Kreatifitas muncul; ide-ide baru utuk memperbaiki organisasi melintas dalam pikiran. Vitalitas orang semakin bertambah dalam pekerjaan pada phase ini. 'Self-actualization' semakin matang dan mulai mempersiapkan diri utuk memasuki phase terakhir.
- Tahap ketujuh adalah 62 - 70 tahun: Pada fase ini orang mulai memikirkan bagaimana meneruskan karir yang sudah dibangun atau perusahaan yang sudah dirintis dan berjalan. Ia mulai memikirkan siapa yang akan menggantikannya di kemudian hari. Bila Anda kebetulan pada fase ini, Anda sudah harus memikirkan bagaimana agar apa yang sudah dimulai dan dikerjakan bisa diteruskan dalam track yang benar oleh penerus Anda.
Hubungan
antara Karakteristik Pribadi dan Pekerjaan dalam Memilih Pekerjaan yang Cocok
- Kepribadian Artistik
Karakter:
kreatif, imajinasi yang tak pernah berhenti, suka mengekspresikan diri, suka
bekerja tanpa aturan, menikmati pekerjaan yang berkaitan dengan
design/warna/kata-kata. Orang artistik merupakan pemecah masalah yang sangat
hebat karena mereka menggabungkan pola pikir intuisi dan pendekatan rasional.
Pekerjaan
yang cocok: editor, grafik desainer, guru drama,
arsitek, produser, ahli kecantikan, model, pemain film, sutradara, interior
desain.
- Kepribadian Konvensional
Karakter:
menyukai aturan, prosedur yang rapi, teliti, tepat waktu, suka bekerja dengan
rincian data, tertib, cenderung pendiam dan lebih hati-hati.
Pekerjaan
yang cocok: akuntan, petugas asuransi, penegak
hukum, pengacara, penulis, penerjemah.
- Kepribadian Aktif
Karakter:
gigih, berani, suka berkompetisi, penuh semangat, pekerja keras, ekstrovet, enerjik,
dan progresif.
Pekerjaan
yang cocok: wiraswasta, direktur program, manajer.
- Kepribadian Investigasi
Karakter:
analitis, intelektual, ilmiah, menyukai misteri, sangat memperhatikan detail,
lebih suka bekerja secara individu, menggunakan logika.
Pekerjaan
yang cocok: analisis sistem komputer, programmer,
dosen, profesor, statistik, dokter.
- Kepribadian Realistis
Karakter:
realistis, praktis, simpel, bekerja di luar ruangan, berorientasi pada masalah
dan solusinya, suka bekerja dengan objek yang kongkrit, pekerjaan yang
menggunakan alat bantu atau mesin.
Pekerjaan
yang cocok: tukang listrik, dokter gigi, insinyur.
- Kepribadian Sosial
Karakter:
suka membantu orang lain, dapat berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim,
sabar, murah hati, memiliki empati, memusatkan diri dengan interaksi manusia,
suka berbicara.
Pekerjaan
yang cocok: psikolog, guru, mediator, perawat,
entertainer, selebriti.
Bagaimana
menggunakan waktu secara positif?
Waktu adalah
satu-satunya modal yang dimiliki oleh manusia, dan ia tidak boleh sampai
kehilangan waktu. – Thomas A. Edison
Meluangkan waktu itu ternyata penting
dan banyak cara/kegiatan positif yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang.
Misalnya olahraga, jalan-jalan, melakukan hobby, atau ngeblog. Selain itu,
mengisi waktu luang setelah kesibukan yang mendera ibarat bayaran dari
pekerjaan itu sendiri. Kita tidak pernah menduga kalau kegiatan yang dilakukan
di saat waktu luang bisa juga menghasilkan atau mendapat penghargaan. Siapa
yang tahu kalau suatu saat nanti, kegiatan yang dilakukan di waktu luang, bisa
menjadi penghasilan terbesar. Dan bagaimana kita bisa punya waktu luang di
sela-sela kesibukan dengan mengaturnya sebaik mungkin? Berikut ini tips dan
triknya:
1. Jangan
pernah terjebak dgn waktu. Bukan waktu yg mengatur kita, tapi kitalah yang
mengatur waktu:)
2. Coba
sesuatu yang baru yang tidak menyita waktu kerja. Misalnya dengan menulis di
smartphone yang kita miliki
3. Tentukan
prioritas. Dengan prioritas bisa diketahui mana yang mendesak, mana yang
kurang. Tanpa prioritas, waktu terbuang percuma.
4. Buat
yang super sibuk, buatlah agenda yang harus ditaati. Masukkan waktu bekerja,
waktu untuk keluarga, dan waktu untuk diri sendiri.
5. Pastikan
dalam agenda, 50 persen waktu yang dilakukan adalah untuk kegiatan positif atau
produktif.
6. Jangan
melakukan pekerjaan/hal yang lain sebelum menuntaskan pekerjaan yang lebih dulu
dilakukan. Yang ada keduanya berantakan!
7. Jika
tidak berhubungan dgn pekerjaan, jauhkan diri dari sosial media, hingga
pekerjaan tuntas diselesaikan :)
Menggunakan waktu dengan bijak, maka tidak ada
istilah tidak punya waktu luang! Tidak ada waktu yang terbuang percuma.
Kuncinya terletak bukan
pada bagaimana Anda menghabiskan waktu, namun dalam menginvestasikan waktu
Anda. Melakukan dua hal bersamaan sama artinya dengan tidak melakukan sesuatu.
- Stephen R. Covey
Jika
merasa jenuh dengan waktu yang telah dihabiskan, ubah kebiasaan itu.
Manfaatkanlah waktu luang.
Sumber: