Sabtu, 20 April 2013

STRES - Kesehatan Mental

Tulisan ke-4

STRES




1.      ARTI PENTING STRES
Pengertian Stres
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Jadi, stress dapat mempengaruhi fisik, psikis mental dan emosi. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya individu tersebut menghadapi stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan stress yang sedang dihadapinya.

Efek-efek Stres
Berikut ini adalah akibat yang ditimbulkan oleh stres dan fakta seputar stress:
1.Kepala. Sakit kepala, ADD/ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) atau gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak cenderung berlebihan. Stres juga meningkatkan rasa kecemasan, panik dan emosi.  
2.Mulut. Kerusakan gigi dan ketegangan di rahang
3. Jantung. Peningkatan denyut jantung, stroke, hipertensi, diabetes tipe 1 dan 2, dan Arrythmias (gangguan denyut/irama jantung yang tidak bisa diprediksi, kadang terlalu cepat tapi bisa juga terlalu lambat).
4. Usus. Sakit saluran pencernaan, sakit perut, nyeri perut yang berlebihan dan irritable bowel syndrome (kondisi gangguan perut yang ditandai dengan rasa tidak nyaman di daerah perut, yang disertai dengan gejala-gejala episodik perasaan sulit buang air besar (konstipasi) dan atau diare.
5. Obesitas: Badan cenderung gemuk jika orang melampiaskan stresnya dengan makan dan malas bergerak.
6. Alat vital. Mengurangi gairah seksual
7. Kaki. Ketegangan otot, Fibromyalgia (gangguan umum dan kronis yang ditandai dengan nyeri otot meluas, kelelahan), dan Complex Regional Pain Syndrome (CRPS), penyakit progresif kronik dengan disfungsi sistem saraf pusat atau perifer yang dikarakteristik oleh nyeri berat, pembengkakan dan perubahan kulit.
General Adaptation Syndrom
Menurut Hans Selye membagi stress membagi stress dalam 3 tingkatan:
  1. Eustress adalah respon stess ringan yang menimbulkan rasa bahagia, senang, menantang dan menggairahkan. Dalam hal ini tekanan yang terjadi bersifat positif, misalnya lulus dari ujian, atau kondisi menghadapi suatu perkawinan.
  2. Disstres merupakan respon stress yang buruk dan menyakitkan sehingga tak mampu lagi diatas. 
  3. Optimal Stress atau Neustress adalah stess yang berada antara eustress dan disstres, merupakan respon stress yang menekan namun masih seimbang untuk menghadapi masalah dan memacu untuk lebih bergairah, berprestasi, meningkatkan produktivitas kerja dan berani bersaing hubungan interpersonal, masalah pekerjaan, lingkunagn hidup, masalah hukum, keuangan, perkembangan penyakit fisis dan lain-lain

Penyebab Stres (Faktor Individual & Sosial) 
Group stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup, kurangnya dukungan sosial, serta adanya konflik intraindividu, interpersonal, dan intergrup.
Individual stressors, yang terdiri dari terjadinya konflik dan ketidakjelasan peran, serta disposisi individu seperti pola kepribadian Tipe A, kontrol personal, learned helplessness, self efficacy, dan daya tahan psikologis.

2.      TIPE STRES PSIKOLOGIS
a. Tekanan
tekanan bisa timbul dari dalam dan luar diri kita,terkadang tekanan lebih sering timbul dari luar diri kita yaitu semisal dari lingkungan. Baiknya apabila merasa sudah dalam keadaan tertekan kita harus bisa mengutarakannya agar kita bisa terhindar dari keadaan stress tersebut.
b. Frustasi
Fustasi timbul dikarenakan merasa gagal tidak dapat mencapai suatu yang diinginkan. Setiap atlet menginginkan kepuasan yaitu itu menang; dan apabila itu tidak terwujud, maka dapat menimbulkan frustasi. Frustasi adalah suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.Misalnya putus pacar, perceraian, masalah kantor, masalah sekolah atau masalah yang tidak kunjung selesai. Frustasi inipun terjadi juga bila tujuan yang dicapai mendapatkan rintangan.
c. Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
d. Kecemasan
Kecemasan (Anxiety) adalah salah satu gejala psikologis yang identik dengan perasaan negative. Kecemasan adalah suatu yang akan dilakukan dan belum terjadi yang ditandai dengan kekhawatiran, kurang percaya diri, kegelisahan yang kadang kala dapat mengganggu kinerja fisiologis tubuh. Kecemasan merupakan gejala psikologis yang umum terjadi dan setiap orang sadar pasti pernah mengalaminya.

3.      SYMPTOM – REDUCING RESPON TERHADAP STRES
Mekanisme Pertahanan Diri
Ego menempuh cara-cara ekstrim untuk menghilangkan tekanan kecemasan yang berlebihan → mekanisme pertahanan
Jenis-jenis pertahanan ego:
1.         Represi                                    5. Regresi
2.         Proyeksi                                  6. Sublimasi
3.         Pembentukan reaksi                7. Displacement
4.         Fiksasi                                     8. Rasionalisasi
Strategi Coping untuk Stres
Coping ini secara bahasa mempunyai makna menanggggulangi, menerima menguasai segala sesuatuyang berangkutan dengan diri kita sendiri. Untuk mengendalikan emosi bisa dilakukan dengan banyak cara, diantaranya dengan model penyesuaian, pengalihan dan coping.
Strategi coping itu sendiri dapat diartikan sebuah cara atau prilaku individu untuk menyelesaikan  suatu permasalahan.sedangkan macam-macam coping itu sendiri menurut Santrock (1996):
  • strategi pendekatan (approach strategy)
yaitu usaha kogntif untuk memahami penyebab stres atau stressor dan  usaha untuk menangani hal tersebut dengan cara menghadapinya
  • strategi menghindar (avoidance strategy)
yaitu usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisir stessor yang muncul dalam prilaku dengan cara menghindar dari hal tersebut

Bentuk-bentuk strategi coping yaitu :
·         perilaku coping yang beorientasi pada masalah (problem focused coping-PFC) yaitu strategi kognitif dalam penanganan stress/ strategi kognitif yang digunakan individu dalam rangka menangani masalahnya.
·         perilaku coping yang berorientasi pada emosi (emotion focused coping-EFC) yaitu strategi penanganan stress dimana individu  memberikan respon terhadap situasi stress dengan cara emosional.

4.      PENDEKATAN PROBLEM SOLVING TERHADAP STRES
Sebelum mencari cara bagaimana mengatasi stres, identifikasi dahulu sumber stresnya. Ada banyak cara untuk mengatasi stres, diantaranya adalah:
  • Belajar mengatakan “tidak”. Ketahuilah batas kemampuan anda dalam kehidupan pribadi maupun pekerjaan. Menolak untuk menerima tanggung jawab tambahan yang tidak bisa anda selesaikan.
  • Hindari orang-orang yang membuat anda stres. Jika mereka secara konsisten selalu membuat anda stres dan anda tidak bisa mengubah hubungan tersebut, lebih baik diakhiri dan dihindari.
  • Kendalikan lingkungan. Misalnya: jika berita di TV membuat anda cemas, lebih baik matikan saja TV atau jika lalu lintas membuat anda tegang, lebih baik ganti rute lain.
  • Menganalisis jadwal. Cek kembali jadwal anda, tugas dan tanggung jawab. Bedakan antara “harus” dan “wajib”. Tinggalkan yang tidak penting.
  • Ekspresikan perasaan anda. Komunikasi terbuka dan saling menghargai. Suarakan perasaan anda dan jangan pernah menyimpan dendam.
Stres berat bisa menyebabkan depresi. Mendapatkan dukungan dari orang terdekat sangat lah penting.

Sumber:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar