Konsep Sehat
Menurut
WHO, sehat adalah suatu keadaan yang sempurna
baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Dan beberapa pengertian sehat lainnya yaitu :
- Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. ( Menurut Pender, 1982 )
- Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.( Menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan)
- Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care actions) secara adekuat. Self care Resouces : mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care Actions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual. (Menurut Paune, 1983).
Kita mengetahui bahwa banyak sekali faktor yang
mempengaruhi kesehatan manusia , bahkan ada sebuah statistik dari WHO yang
menggambarkan bahwa di dunia hanya 15% orang yang benar-benar sakit dan harus
dirawat di rumah sakit, 15% lagi adalah orang yang benar-benar sehat, dan 60%
selebihnya adalah orang yang sehat tetapi gampang terserang penyakit, yaitu
contohnya seperti saya dan anda yang mudah terkena flu, masuk angin, pusing dan
lain sebagainya.
Kesehatan manusia dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu: udara, air, makanan & minuman, keseimbangan emosi, olahraga teratur, dan istirahat cukup.
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Seperti juga psikologi yang
mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya manusia di
dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun
yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana.Beratus-ratus tahun yang lalu
orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh
jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan
dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan
rantai besi yang berat dan kuat.
Namun, lambat laun ada
usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi
orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan
William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam
mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa
Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya
usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.
Masa selanjutnya adalah masa
ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori
mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa. Dorothea Dix merupakan seorang
pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha
menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila.
Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah
sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa
besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah
kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah
sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia
mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan
atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan
pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang
menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi
perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah
sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa
sembuh.
Di dalam bukunya ”A Mind That Found Itself”, Beers
tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan
tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan
program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara
penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit
mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula.
Oleh
keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:
- Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
- Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
- Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
- Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
William
James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers
tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental
Hygiene” dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada
tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental
Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental
Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya. Belum
lama setelah buku itu diterbitkan, yaitu pada tahun 1908, sebuah organisasi
pertama, didirikan, dengan nama ”Connectievt Society For Mental Hygiene”.
Satu tahu kemudian, tepatnya pada tanggal 19 Februari 1909 didirikan ”National
Commitye Siciety For Mental Hygiene”, disini Beers diangkat menjadi
sekretarisnya.
Pendekatan Kesehatan Mental
Orientasi Klasik
Orientasi klasik yang umumnya digunakan dalam kedokteran
termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi tanpa keluhan, baik fisik
maupun mental. Orang yang sehat adalah orang yang tidak mempunyai keluhan
tentang keadaan fisik dan mentalnya. Sehat fisik artinya tidak ada keluhan
fisik. Sedang sehat mental artinya tidak ada keluhan mental. Dalam ranah
psikologi, pengertian sehat seperti ini banyak menimbulkan masalah ketika kita
berurusan dengan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa yang gejalanya adalah
kehilangan kontak dengan realitas. Orang-orang seperti itu tidak merasa ada
keluhan dengan dirinya meski hilang kesadaran dan tak mampu mengurus dirinya
secara layak. Pengertian sehat mental dari orientasi klasik kurang memadai
untuk digunakan dalam konteks psikologi. Mengatasi kekurangan itu dikembangkan pengertian
baru dari kata ‘sehat’. Sehat atau tidaknya seseorang secara mental belakangan
ini lebih ditentukan oleh kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Orang
yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat
digolongkan sehat mental. Sebaliknya orang yang tidak dapat menyesuaikan diri
digolongkan sebagai tidak sehat mental.
Orientasi Penyesuaian Diri
Dengan menggunakan orientasi penyesuaian diri, pengertian
sehat mental tidak dapat dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu
hidup. Oleh karena kaitannya dengan standar norma lingkungan terutama norma
sosial dan budaya, kita tidak dapat menentukan sehat atau tidaknya mental
seseorang dari kondisi kejiwaannya semata. Ukuran sehat mental didasarkan juga
pada hubungan antara individu dengan lingkungannya. Seseorang yang dalam
masyarakat tertentu digolongkan tidak sehat atau sakit mental bisa jadi
dianggap sangat sehat mental dalam masyarakat lain. Artinya batasan sehat atau
sakit mental bukan sesuatu yang absolut. Berkaitan dengan relativitas batasan
sehat mental, ada gejala lain yang juga perlu dipertimbangkan. Kita sering
melihat seseorang yang menampilkan perilaku yang diterima oleh lingkungan pada
satu waktu dan menampilkan perilaku yang bertentangan dengan norma lingkungan
di waktu lain. Misalnya ia melakukan agresi yang berakibat kerugian fisik pada
orang lain pada saat suasana hatinya tidak enak tetapi sangat dermawan pada
saat suasana hatinya sedang enak. Dapat dikatakan bahwa orang itu sehat mental
pada waktu tertentu dan tidak sehat mental pada waktu lain. Lalu secara
keseluruhan bagaimana kita menilainya? Sehatkah mentalnya? Atau sakit? Orang
itu tidak dapat dinilai sebagai sehat mental dan tidak sehat mental sekaligus.
Dengan contoh di atas dapat kita pahami bahwa tidak ada
garis yang tegas dan universal yang membedakan orang sehat mental dari orang
sakit mental. Oleh karenanya kita tidak dapat begitu saja memberikan cap ‘sehat
mental’ atau ‘tidak sehat mental’ pada seseorang. Sehat atau sakit mental bukan
dua hal yang secara tegas terpisah. Sehat atau tidak sehat mental berada dalam
satu garis dengan derajat yang berbeda. Artinya kita hanya dapat menentukan
derajat sehat atau tidaknya seseorang. Dengan kata lain kita hanya bicara soal
‘kesehatan mental’ jika kita berangkat dari pandangan bahwa pada umumnya
manusia adalah makhluk sehat mental, atau ‘ketidak-sehatan mental’ jika kita
memandang pada umumnya manusia adalah makhluk tidak sehat mental. Berdasarkan
orientasi penyesuaian diri, kesehatan mental perlu dipahami sebagai kondisi
kepribadian seseorang secara keseluruhan. Penentuan derajat kesehatan mental
seseorang bukan hanya berdasarkan jiwanya tetapi juga berkaitan dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam lingkungannya.
Orientasi Pengembangan Potensi
Seseorang dikatakan mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia
mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju
kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri. Dalam
psiko-terapi (Perawatan Jiwa) ternyata yang menjadi pengendali utama dalam
setiap tindakan dan perbuatan seseorang bukanlah akal pikiran semata-mata, akan
tetapi yang lebih penting dan kadang-kadang sangat menentukan adalah perasaan.
Telah terbukti bahwa tidak selamanya perasaan tunduk kepada pikiran, bahkan
sering terjadi sebaliknya, pikiran tunduk kepada perasaan. Dapat dikatakan
bahwa keharmonisan antara pikiran dan perasaanlah yang membuat tindakan
seseorang tampak matang dan wajar.
Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan Hygiene mental atau
kesehatan mental adalah mencegah timbulnya gangguan mental dan gangguan emosi,
mengurangi atau menyembuhkan penyakit jiwa serta memajukan jiwa. Menjaga
hubungan sosial akan dapat mewujudkan tercapainya tujuan masyarakat membawa
kepada tercapainya tujuan-tujuan perseorangan sekaligus. Kita tidak dapat
menganggap bahwa kesehatan mental hanya
sekedar
usaha untuk mencapai kebahagiaan masyarakat, karena kebahagiaan masyarakat itu
tidak akan menimbulkan kebahagiaan dan kemampuan individu secara otomatis,
kecuali jika kita masukkan dalam pertimbangan kita, kurang bahagia dan kurang
menyentuh aspek individu, dengan sendirinya akan mengurangi kebahagiaan dan
kemampuan sosial.
Sumber:
http://cardiacku.blogspot.com/2012/06/konsep-sehat.html
http://www.klinkstore.com/konsep-sehat
http://unpredictablepeople.wordpress.com/2011/03/24/pendekatan-kesehatan-mental/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar